LAPORAN ILMIAH SEDERHANA
A.
Pengertian Laporan
Laporan
ialah karya tulis ilmiah yang dibuat oleh seseorang atau sekelompok orang yang
berhubungan secara struktural atau kedinasan setelah melaksanakan tugas yang
diberikan. Laporan dibuat sebagai bukti pertanggungjawaban bawahan/petugas atau
tim/panitia kepada atasannya atas pelaksanaan tugas yang diberikan.
fungsi laporan, :
1) Memberitahukan atau
menjelaskan tanggung jawab tugas dan kegiatan.
2) Memberitahukan atau
menjelaskan dasar penyusunan kebijaksanaan, keputusan atau pemecahan
masalah. 3) Merupakan sumber informasi dan
4) Merupakan bahan untuk
pendokumentasian
.
Sementara tujuan laporan, antara lain:
1) Mengatasi suatu masalah,
2)
Mengambil suatu keputusan yang lebih efektif.
3) Mengetahui kemajuan dan
perkembangan suatu masalah.
4) Mengadakan pengawasan dan perbaikan.
5)
Menemukan teknik–teknik baru.
BENTUK laporan terdiri atas :
a) Laporan biasa dalam bentuk PARAGRAF.
Susunannaya sebagai berikut :
1. Judul
2. Pendahuluan
3. Isi
4. Penutup
5. Lampiran
b) Dalam bentuk BUKU.
1. Judul laporan
1. Judul
2. Pendahuluan
3. Isi
4. Penutup
5. Lampiran
b) Dalam bentuk BUKU.
1. Judul laporan
2. Daftar isi
3. Pendahuluan
4. Uraian isi
5. Kesimpulan dan saran
6. Lampiran
B.
Sistematika Laporan Ilmiah
Laporan
ilmiah dapat berbentuk naskah atau buku karena berisi hal-hal yang terperinci
berkaitan dengan data-data yang akurat dan lengkap.
1.
Bagian awal, terdiri atas :
a.
Halaman judul: judul, maksud, tujuan penulisan, identitas penulis, instansi
asal,
kota penyusunan, dan tahun
b.
Halaman pengesahan (jika perlu)
c.
Halaman motto/semboyan (jika perlu)
d. Halaman persembahan (jika perlu)
e.
Prakata;
f.
Daftar isi;
g.
Daftar tabel (jika ada)
h.
Daftar grafik (jika ada)
i.
Daftar gambar (jika ada)
j.
Abstak : uraian singkat tentang isi laporan
2.
Bagian Isi
a. Bab I Pendahuluan berisi tentang
(1)
Latar belakang
(2)
Identitas masalah
(3)
Pembatasan masalah
(4)
Rumusan masalah
(5)
Tujuan dan manfaat
b.
Bab II : Kajian Pustaka
c.
Bab III : Metode
d.
Bab IV : Pembahasan
e.
Bab V : Penutup
3.
Bagian Akhir
a.
Daftar Pustaka
b.
Daftar Lampiran
c. Indeks : daftar istilah
C. Langkah-Langkah
Membuat Laporan
1.
Menetapkan tujuan laporan
Pembuat
laporan harus tahu, untuk apa laporan dibuat dan siapa yang akan membaca
laporan tersebut.
2.
Menentukan Bahan Laporan
Bahan-bahan
laporan yang dapat digunakan adalah:
(1) surat-surat keputusan
(2)
notulen hasil rapat
(3)
buku-buku pedoman
(4)
hasil kegiatan
(5)
hasil penelitian
(6)
hasil diskusi
3. Menentukan cara
penngumpulan data
Cara
pengumpulan data yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut.
(1)
Membuat petunjuk pelaksanaan bagi peneliti yang menjelaskan sasaran dan
penyesuaian kegiatan
(2)
Melakukan wawancara
(3)
Mengumpulkan dokumen pelaksanaan kegiatan
(4) Penyusunan daftar pengecekkan untuk melihat data yang ada dan yang
tidak ada
4.
Mengevaluasi Data
Data
yang telah dikumpulkan dievaluasi untuk dibuat suatu simpulan.
5.
Membuat Kerangka Laporan
Kerangka laporan dibuat sesuai dengan
sistematika laporan.
D.
Teknik Pengutipan
Kutipan adalah pinjaman kalimat atau pendapat
dari seorang ahli, penulis, dan ucapan seorang terkenal. Dalam penulisan karya
ilmiah, kutipan dipergunakan untuk memperjelas dan menegaskan isi uraian atau
untuk membuktikan apa yang dituliskan.
1. Kutipan Langsung
a. Kutipan Langsung Pendek
Kutipan
langsung pendek, panjangnya tidak lebih dari empat baris tulisan kutipan ini
langsung diintegrasikan dengan teks, diapit dengan tanda kutip, dan disertai
sumber informasi kutipan. Jarak antara baris dengan baris kutipan dua spasi.
Contoh:
Amalia
(1999:12) menyimpulkan “Ada hubungan yang erat antara kemampuan berbahasa dan
lingkungan sosial tempat tinggal pemakai bahasa.”
b.
Kutipan Langsung Panjang
Kutipan
langsung panjang adalah kutipan yang lebih dari empat baris tulisan. Kutipan
dipisahkan dari teks, jarak baris dengan baris kutipan satu spasi, kutipan
boleh atau tidak diapit dengan tanda kutip. Kutipan disertai sumber informasi
kutipan.
Contoh:
Suriasumantri
(1987:165) mengemukakan bahwa :
“Perbedaan
utama antara manusia dan binatang, terletak pada kemampuan manusia untuk
mengambil jalan melingkar dalam mencapai tujuannya. Seluruh pikiran binatang
dipenuhi oleh kebutuhan yang menyebabkan mereka secara langsung mencari objek
yang diinginkannya atau membuang benda yang menghalanginya. Dengan demikian,
sering kita melihat seekor monyet yang menjangkau secara sia-sia benda yang dia
inginkan; sedangkan manusia yang paling primitif pun telah tahu mempergunakan
bandringan, laso, atau melempar dengan batu. Manusia sering disebut homo faber,
makhluk yang membuat alat. Kemampuan membuat alat itu dimungkinkan oleh
pengetahuan itu juga membutuhkan alat-alat. Kemampuan membuat alat itu
dimungkinkan oleh pengetahuan. Berkembangnya pengetahuan itu juga membutuhkan
alat-alat.”
2.
Kutipan Tidak Langsung
Kutipan
tidak langsung adalah kutipan yang dikemukakan dengan bahasa penulis sendiri.
Kutipan tidak langsung ditulis tanpa tanda kutip, langsung diintegrasikan
dengan teks, jarak spasi dalam kutipan dua spasi, disertai sumber informasi
kutipan yang tidak selalu menyebutkan nomor halaman.
E.
Teknik Penulisan Daftar Pustaka
Daftar
pustaka atau bibliografi yang berisi buku, makalah, artikel, atau bahan lainnya
mempunyai pertalian dengan sebuah tulisan atau sebagian dari tulisan yang
sedang dibuat.
Unsur-unsur
yang ditulis dalam daftar pustaka secara berturut-turut meliputi: nama penulis,
tahun penerbitan, judul tulisan, kota tempat penerbitan, dan nama penerbit.
Penulisan daftar pustaka, secara umum adalah sebagai berikut.
1.
Daftar Pustaka disusun secara alfabet (A,B,C,.....) berturut-turut dari atas ke
bawah tanpa menggunakan angka arab, tanda hubung, dan semacamnya.
2. Cara
penulisan sebuah sumber pustaka berturut-turut adalah sebagai berikut.
a. Penulisan nama pengarang
Nama
pengarang bagian belakang (nama akhir atau nama keluarga) ditulis lebih dahulu,
diikuti tanda koma baru nama bagian depan kemudian diikuti titik. Jika buku
disusun oleh sebuah komisi atau lembaga, dipakai menggantikan nama pengarang.
Jika tidak ada nama pengarang, urutannya harus dimulai dengan judul buku.
b.
Menuliskan tahun terbit buku, diikuti tanda titik
c.
Menuliskan judul buku, diberi garis bawah atau ditulis dengan huruf miring,
diikuti tanda titik
d.
Menuliskan tempat atau kota penerbitan, diikuti tanda titik dua.
e.
Menuliskan nama penerbit dan diikuti tanda titik
3.
Apabila digunakan dua sumber pustaka atau lebih yang sama penulisnya, sumber
ditulis dari buku yang lebih dulu terbit diikuti buku yang terbit kemudian.
4.
Bila tidak ada nama penulis, judul buku atau artikel yang dimasukkan dalam
urutan alfabet.
5.
Jarak antara baris dan baris untuk satu referensi adalah satu spasi tetapi
jarak antara pokok dengan pokok adalah dua spasi.
6.
Baris pertama dimulai dari margin kiri. Baris kedua dan seterusnya dari tiap
pokok harus dimasukkan ke dalam sebanyak empat ketukan mesin tik.
7.
Apabila sebuah referensi ditulis oleh lebih dari dua orang penulis, hanya satu
nama yang dicantumkan dalam daftar pustaka dengan susunan nama terbalik. Untuk
nama penulis lainnya disingkat dkk atau dll.
Selain
ketentuan di atas, ada ketentuan-ketentuan khusus sebagai berikut.
1.
Sumber dari artikel dan buku artikel
Nama penulis artikel ditulis di depan
diikuti dengan tahun penerbitan. Judul artikel ditulis tanpa garis bawah atau
huruf miring. Nama editor ditulis seperti menulis nama biasa, diberi keterangan
(ED) atau (eds). Judul buku kumpulannya digaris bawahi atau ditulis dengan
huruf miring dan nomor halamannya disebutkan dalam kurung.
Contoh:
Atikah,
H.Z. 1998. Karakteristik Penilaian Kualitatif, dalam Kurniasih (ED). Pengembangan
Penilaian Kualitatif dalam Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia (hlm.
36-43). Bandung: PSBS Cabang Bandung.
2.
Sumber dari artikel dalam jumlah
Nama
judul (majalah ilmiah) ditulis dengan garis bawah atau huruf miring. Bagian
akhir berturut-turut ditulis jurnal tahun ke berapa dan nomor dari halaman
artikel tersebut.
Contoh:
Sunarti.
1994. PAN dan PAP dalam Penilaian Keberhasilan Belajar Semiotika,
(02);13- 22.
3.
Sumber dari artikel dalam majalah atau koran
Nama pengarang ditulis paling depan
diikuti oleh tahun, dan bulan (jika ada). Nama majalah diberi garis
bawah atau
ditulis dengan huruf miring. Nomor halaman disebut pada bagian akhir.
Contoh:
Huda,
N. 1991. 13 November. Menyiasati Krisis Listrik Musim Kering.Jawa Pos,
hlm. 6.
4.
Sumber dari koran tanpa pengarang
Judul
ditulis pada bagian awal. Tahun, tanggal, dan bulan ditulis sebelah judul.
Kemudian, nama surat kabar
ditulis dengan garis bawah atau dengan huruf miring
dan diikuti nomor halaman.
Contoh
:
Perkembangan
Properti Indonesia. 1999, 21 September. Kompas, hlm 7.
5.
Sumber dari dokumen resmi pemerintah yang diterbitkan oleh suatu penerbit tanpa
pengarang dan tanpa lembaga
Judul
atau dokumen ditulis di bagian awal dengan diberi garis bawah atau ditulis
dengan huruf miring, diikuti tahun penerbitan dokumen, kota penerbit, dan nama
penerbit.
Contoh:
Undang-Undang
Republik Indonesia, No.2 Th. 1989 tentang sistem Pendidikan Nasional. Jakarta.
PT Armas Dutajaya.
6.
Sumber berupa karya terjemahan
Nama
pengarang asli ditulis paling depan, diikuti tahun penerbitan karya asli, judul
terjemahan, nama penerjemah, tahun terjemahan, nama tempat penerbitan, dan nama
penerbit terjemahan. Apabila tahun penerbitan buku asli tidak dicantumkan,
ditulis dengan kata “Tanpa tahun”.
Contoh:
Ary,
Donald L.C. Jacobs, dan A. Rozawick. “Tanpa tahun”. Pengantar Penelitian
Pendidikan. Arif Furchan (pen). 1982. Surabaya: Usaha Nasional.
7.
Sumber berupa Skripsi, Tesis, atau Disertasi
Nama
penyusun ditulis paling depan, diikuti tahun yang tercantum pada sampul. Judul
skripsi dan tesis ditulis dengan garis bawah atau huruf miring diikuti dengan
pernyataan skripsi, tesis, atau disertasi tidak diterbitkan, nama kota tempat
perguruan tinggi, serta nama fakultas dan perguruan tinggi.
Contoh:
Solihin.
1992. Kesesuaian TIK, KBM, dan Evaluasi Mahasiswa PPL Universitas Lampung.
Skripsi tidak diterbitkan. Lampung: FKIP Universitas Lampung.
8.
Sumber berupa makalah yang disajikan dalam seminar
Nama
penyusun ditulis paling depan, diikuti dengan tahun, judul makalah, pernyataan
makalah disajikan dalam nama pertemuan yang diikuti ditulis dengan garis bawah
atau huruf miring, lembaga penyelenggara, tempat, dan tanggal penyelenggaraan.
Contoh:
Kuntarto,
Bambang. 1999. HIV di Kalangan Remaja. Makalah disajikan dalam Seminar
Kesehatan, Pemda Kabupaten Lebak, Lebak, 10-11 September 1999.
F.
Teknik Penulisan Istilah (Indeks)
Dalam
setiap karya ilmiah, terdapat banyak istilah yang digunakan. Istilah- istilah
tersebut dipergunakan untuk memberi penguatan atau dukungan agar tulisan
berbobot dan ilmiah. Beberapa istilah memang sudah merupakan unsur serapan
bahasa Indonesia, namun ada istilah yang masih murni berbentuk bahasa aslinya,
belum diserap. Oleh sebab itu, ada beberapa istilah yang memang harus
dijelaskan pengertiannya.
G.
Format Penulisan Laporan Ukuran dan Jenis Kertas
Format
penulisan sesuai dengan sistematika laporan formal di atas. Format penulisannya
tergambarkan dalam daftar isi dengan pengetikan atau penulisan yang teratur,
terperinci, dan jelas bagian-bagiannya. Adapun teknik penulisan meliputi
hal-hal sebagai berikut
1.
Margin
Ukuran
margin terdiri atas batas kiri dan batas atas 4 cm. Serta batas kanan dan batas
bawah 3 cm dari pinggir kertas. Semua tulisan termasuk tabel dan gambar berada
dalam margin. Subjudul bagian bawah halaman harus diikuti dengan dua baris
penuh di bawahnya, bila tidak memungkinkan subjudul ditulis pada halaman
berikutnya. Begitupun kata terakhir pada suatu halaman tidak boleh dipisahkan
ke halaman berikutnya tetapi seluruh kata ditulis pada halaman berikutnya.
2.
Spasi
Secara
umum keseluruhan tulisan menggunakan spasi ganda. Kecuali untuk tabel, daftar
pustaka, dan kutipan mempergunakan pula spasi tunggal (sesuai dengan aturan
penulisan kutipan dan daftar pustaka). Alinea baru dapat dimulai dengan
perbedaan spasi.
3.
Penomoran
Penomoran
meliputi penomoran halaman, bab, subbab, dan rincian uraian.
a.
Penomoran Halaman
Halaman-halaman
pendahuluan diberi nomor dengan menggunakan angka romawi kecil. Halaman-halaman
isi dan penunjang menggunakan angka arab. Letak penomoran halaman ditempatkan
di tengah dan dua spasi di atas margin bawah (bottom, center, headfooter 2,2
cm)
b.
Penomoran Bab dan Subbab
Penomoran
mempergunakan penanda urutan sebagai berikut.
(1)
Tingkat pertama dengan tanda: I, II, III, IV, V, dan seterusnya.
(2)
Tingkat kedua dengan tanda: 1.1, 1.2, 1.3, 1.4, 1.5, dan seterusnya.
(3)
Tingkatan ketiga dengan tanda: 1.1.1, 1.1.2, 1.1.3, 1.1.3, 1.1.4, 1.1.5, dan
seterusnya.
(4)
Tingkatan keempat dengan tanda: 1.1.1.1, 1.1.1.2, 1.1.1.3, 1.1.1.4, dan
seterusnya.
(5)
Tingkatan kelima dengan tanda: 1.1.1.1.1, 1.1.1.1.2, 1.1.1.1.3, 1.1.1.1.4, dan
seterusnya.
4.
Tabel atau Gambar
a.
Tabel
Sebuah
tabel terdiri atas nomor dan judul tabel, stub, box head, dan body.
Nomor tabel ditulis dengan angka arab. Penomoran tabel menurut bab, misalnya
nomor tabel 2.1, artinya tabel tersebut tabel pertama yang ada pada bab kedua.
Judul harus padat dan dapat memberikan keterangan tentang data yang tercantum
dalam tabel. Judul ditulis dengan huruf kapital setiap unsur katanya kecuali
kata hubung. Apabila tabel bersumber pada tulisan atau referensi lain, tuliskan
sumber referensinya pada bawah tabel.
b.
Gambar
Istilah
gambar mencakup di dalamnya diagram bundar, batang, garis, histogram, dan
sebagainya. Gambar harus diberi nomor dan judul. Pemberian nomor dan judul
tidak berbeda dengan pemberian nomor dan judul pada tabel. Perbedaannya
terletak
gambar.
5.
Bahasa
Bahasa
yang dipergunakan dalam laporan ilmiah harus mengandung kejelasan dan
reproduktif. Untuk ejaan dan peristilahan berpedoman pada EYD dan Pedoman
Pembentukan Istilah.
6.
Jenis Kertas
Jenis
kertas yang dipakai adalah jenis HVS, ukuran folio, atau kuarto bergantung pada
aturan yang telah ditetapkan.